Kampung Pulo 2015: Benar-Salah

Sejak nonton debat soal kampung pulo by Pro Ahok VS Kontra Ahok gue jadi geregetan pengen ikut ngomentarin masalah relokasi warga kampung pulo dari pandangan sebagai orang awam. Soal relokasi kampung pulo ini  digadang-gadang sebagai solusi untuk menanggulangi masalah banjir yang setiap tahun terjadi di wilayah tersebut. Namun, ketika proses relokasi  terjadi perlawanan dari warga yang merasa pemerintah tidak memenuhi kesepakatan yang telah dibuat bersama warga, selain itu muncul juga pihak-pihak yang komentarnya menambah kisruh persoalan relokasi ini. Dan ini yang mau gue angkat, masalah pihak pro dan kontra yang gak jelas tiap hari memperdebatkan soal apa. Relokasinya? kekerasannya? Punya solusi lain yang gak di dengar? 


In my opinion sih, relokasi ini kan solusi dari sebuah masalah dan gue rasa lepas dari tujuan untuk menanggulangi banjir relokasi itu juga bagus untuk bikin Jakarta jadi lebih indah dan enak dipandang mata. Gue inget sejak dulu setiap kita pengen menyindir ketidak pekaan pemerintah soal kesenjangan sosial di ibukota banyak yang sering majang poto daerah kumuh pinggir sungai dengan harapan pemerintah mau mencari solusi memberikan tempat yang lebih layak buat mereka. Dan sekarang harapan kita dijawab dengan adanya rusunawa. Semua warga yang tinggal di pinggir sungai direlokasi ke tempat yang lebih baik. 

Secara pribadi gue mungkin gak bisa ikut merasakan perasaan warga yang di relokasi. (di gusur) karena gue adalah warga luar kampung pulo. Tapi keresahan warga lumrah adanya karena semua orang tidak akan pernah bisa menerima sebuah perubahan dengan mudah. Pasti ada kecemasan, takut tidak bisa beradaptasi, belum mengerti tujuan dari perubahan itu sendiri, merasa terusik dari zona yang dianggap nyaman (sebagaimana adanya) dan perasaan takut menjadi pihak yang dirugikan dari perubahan yang terjadi. 



Tapi poinnya, jangan sampai ada pihak-pihak lain yang menambah proses lumrah menghadapi perubahan itu dengan memberikan komentar komentar berbau provokasi, itu poinnya. Musnah kan provokator. Kalau memang ingin menyuarakan protes atas sesuatu yang dianggap tidak benar maka kasih tau yang benar yang seperti apa? Solusi apa yang seharusnya dilakukan, jangan hanya bersuara tapi tidak ada isinya. Isinya hanya pertunjukkan untuk mencari tahu siapa yang lebih bodoh dari siapa. Karena begitulah yang gue simpulkan dari debat live soal kampung pulo ini. Solusi = Nol besar. 

Tapi ya namanya juga hidup ya bro, ada pro ada kontra. Setiap orang boleh punya pendapat begini dan begitu. Setuju atau tidak setuju. Tapi, setiap orang yang punya pendapat berbeda gak juga mesti jadi provokator dan bikin ricuh masalah. Kalo udah risuh dan banyak yang simpang siur kan jadi emosi, dari emosi itu muncul kekerasan yang sangat disayangkan jika terjadi dan membuat negara kita jadi seperti negara yang tidak beradab. 

Sebagai bagian dari rakyat Indonesia, kita harus pintar juga mengolah komentar yang datang terhadap suatu masalah, kesampingkan ego dan kedepankan tujuan bersama. Pemerintah ataupun rakyat kalau sama-sama mengesampingkan ego pribadi pasti bisa berjalan bersama-sama menuju tujuan. Rakyat jangan selalu curiga terhadap pemerintah dan pemerintah selalu pegang kepercayaan yang diberikan rakyat.

Terakhir gue berdoa aja, 

Semoga Indonesia selalu bisa menjadi lebih baik, rakyatnya menjadi lebih bijaksana cerdas dan beradab, pemimpin dan pemerintahnya lebih bertanggung jawab jujur dan melindungi, orang pinternya lebih banyak memberikan kontribusi yang membangun. 

Amin.


The Songs She Liked

Bagaimana cara kamu menyukai sebuah lagu? 

Kalo gue ditanya soal lagu favorit gue suka bingung mau ngejawab apa. Pop suka, Rock suka, Reggae suka, Indie suka, R&B suka, K-Pop suka, Slow rock suka, Lagu cengeng suka, lagu rame juga suka, dangdut? asli gue apal semua lirik lagunya Cita-Citata.

Tapi, gue punya cara sendiri gimana gue suka sama sebuah lagu,

Pertama, kebanyakan karena liriknya. Gak usah semua bait, tapi kalo ada satu baiiiiit aja yang menyentuh kalbu gue pasti langsung suka sama lagunya. 

Kedua, karena musiknya, banyak sih lagu k-pop yang gue gak ngerti liriknya sama sekali tapi pas sekali denger langsung bikin suka, terutama kalo tuh  lagu diputer buat jadi ost film. Biasanya jadi sok ngerti karena disambung-sambungin ke adegan filmnya. :p. 

Yang terakhir, karena kenangan. (Beuuh). Pernah kan ngerasain kaya gini, loe punya seseorang yang spesial, entah temen, pacar, laki, keluarga dan pada saat loe ngabisin waktu bareng mereka di jalanan gak sengaja di radio mobil diputer lagu yang bahkan gak loe kenal atau bukan lagu favorit loe dan loe suka momen saat itu. Setelahnya, setiap kali denger lagu itu lagi, loe pasti jadi inget sama momen itu bersama orang spesial itu dan loe tiba-tiba aja jadi suka sama lagunya juga. Loe download terus dimasukkin ke playlist musik di handphone deh biar bisa didengerin terus kalo loe lagi kangen sama momennya atau orangnya. Hm Hm Hm. Bener kan? kan?

By the way, belakangan ini gue lagi suka banget sama jenis musik K-Indie. Iya. K-nya itu singkatan dari Korea. :P
Gue inget banget pas jaman-jamannya dulu Super Junior baru debut dan langsung booming di Asia semua orang heboh suka sama K-Pop. Gue jujur aja dulunya gak suka, soalnya gimanaa gitu liat cowok cantik-cantik nyanyi rame-rame sambil jejogetan. Gara-gara liat performnya yang agak gimana gitu gue nyobain buat denger lagunya juga enggak. Puih sombong!
Tapi semenjak demen nonton K-Drama bareng anak sekamar pas jaman kuliah, gue kaya kualat. Ternyata malah gue yang jadi maniak. Gue emang masih gak suka suka banget sih liat cowok cantik jejogetan tapi gue suka sama beberapa lagu dari beberapa boyband Korea itu (-  -) misalnya lagunya 2pm yang Hands Up sama lagunya Beast yang Fiction. Itu lagunya seru banget dance nya juga gue suka. Muahhahaha 

Nah, belakangan ini gue nemu penyanyi K-Indie yang lagunya beneran bikin jatuh cinta. Gue tiba-tiba aja nemu lagu itu di youtube pas lagi iseng-iseng. Nama penyanyinya Oohyo. Gue bukan suka liriknya karena itu lagu pake bahasa Keroya. Mungkin sama musiknya sih tapi anehnya ini didengerin pas sedih atau senang tetep aja pas. Karena kenangan? Big No. Dan karena lagunya gue puter terus setiap waktu adek gue sering tereak "Mba curang banget loe giliran gue dulu denger lagu Koreya dibilang alay" Muahahaha masa bodo.

Selain Oohyo ada juga Big Baby Driver, suaranya lebih lembut lagi dan lebih enak didengerin, kalo dengerin lagu ini pas hujan-hujan di dalem kamar sambil baca buku rasanya seperti baca buku dan tiduran di awan-awan (lebay).

Okelah lagunya kita pasang saja di sini. Supaya nanti kalo gue udah berubah selera lagu lagi gue gak lupa kalo pernah suka banget sama lagu ini. (terserah)

Oohyo - Vineyard


Oohyo - Tedy Bear Rises


Big Baby Driver - Tuesday Song


Big Baby Driver - Stranger

Sekian dan Anyeong :p


Film Thailand Recomended : Hormones The Series

“Parents sent their kids to school and never realized what their kids have to face behind the school walls.”  (gue lupa ini testimony siapa? )- Hormones the Series

Udah hampir satu abad gue gak posting apa-apa diblog. Sebenernya banyak sih yang mau ditulis secara banyak banget kejadian datang silih berganti dari yang sedih sampai seneng. Cuma karena kejadiannya tentang cinta menye-menye jadi gue males banget nulisnya. Daripada menye-menye mending gue nulis resensi film, kebetulan pas libur tiga hari kemaren gue gak kemana-mana dan Cuma ngabisin waktu dikamar sambil nonton film. By the way ada nih satu film Thailand yang paling berkesan diantara film-film yang gue tonton kemarin. Judulnya “Hormones the Series."


Ini semacam sinetron remaja gitu, ceritanya tentang kehidupan para ABG dan segala macem konflik yang biasa terjadi sama mereka. Tapi kalian jangan ngarepin bakalan nemu remaja yang bisa berubah jadi serigala, vampire, amoeba atau kutu dan remaja  galau yang kepengen pacaran sama salah satu makhluk tersebut di film Hormones. Soalnya kalian bakalan kecewa karena di film ini Cuma nyeritain kisah tentang remaja “normal” aja.

Kenapa gue bilang film ini bagus?
Pertama dan utama karena yang jadi salah satu main actor nya si Pachara Chirathivat (Peach). Kalo yang demen nonton film Thailand pasti tau dong sama dia. Semua film yang di mainin Peach ini bagus-bagus, yang paling terkenal itu film The Billionaire yang nyeritain tentang CEO muda dari perusahaan makanan ringan rumput laut “Taokenoi”. Gue beli film Hormones juga karena ada Peach nya : P.
Terus kedua karena ini film edukatif banget. Kalo kalian masih anak sekolah dan nonton film ini banyak lah pertanyaan-pertanyaan kritis anak seumuran kalian (gue udah tua :” ) yang gak bisa kejawab selama ini justru ada jawabannya di film ini. Misalnya cerita tentang Win (Pachara Chirathivat) yang dianggep bandel dan pembangkang, Win ini selalu berontak sama peraturan karena guru-guru gak pernah bisa ngasih jawaban setiap Win tanya kenapa harus gini dan gitu? kenapa sih ke sekolah harus pakek seragam? (jawaban standar biasanya: karena udah peraturan sekolah turun temurun) Kenapa sih kalo ke sekolah rambut  gak boleh gondrong? ( buat cowok) atau gak boleh diwarnain? padahal kan masalah kaya gitu gak mempengaruhi nilai belajar seseorang. (jawaban standar biasanya: Karena udah peraturan turun temurun) dan lain lain. Kalo buat guru ada juga nih pelajarannya, di film ini diajarin banget cara seorang guru supaya bisa ngatur anak-anak tanpa harus jadi conservative. Yang udah tuir dan pernah sekolah pasti inget dong jaman dulu guru-guru yang jadi favorit guru-guru yang kayak gimana? Pastinya guru-guru yang gaul dan gak kolot. Jadi di film ini ntar dikasih tauin gimana caranya supaya jadi guru yang gak konservatif tapi tetep sejalan sama tujuan mendidik, bukan gaul sama murid dan malah gak ada batas.

Buat orang tua ada jugaaa lengkap banget kan, ada cerita tentang Dow si cewek yang polos dan unyu dan baru ngalamin first love. Tapi karena mama nya Dow ini terlalu parno, Dow gak dibolehin ketemuan sama pacarnya selain di rumah, apa jadinya? Karena mamanya gak dengan jelas kasih tau alesan kenapa Dow gak boleh pacaran, Dow pun dengan polosnya having sex sama pacarnya itu justru di rumahnya sendiri. Cumi banget kan tuh si Dow. Seandainya si emak ngasih tau pelajaran tentang sex tanpa ngerasa itu masalah tabu, mungkin Dow unyu ini gak akan kelepasan. Harusnya tuh dia bilang gini “Nak cowo itu kutu! Jangan having sex kalo belom nikah, kenapa? Karena walaupun kamu yakin dia baik, dan bermasa depan cerah itu gak menjamin dia bisa bertanggung jawab. Mungkin dia mau bertanggung jawab, tapi kalo sebelum tanggung jawab dia kecemplung sumur? Terus tiada? Pegimana”   Gitu!

Adegab yang paling berkesan dan keinget terus di film ini adalah adegan penyuka sesame jenis Pho dan Tee (ada adegan ciuman cowok sama cowok) dan cara orangtua Pho berbesar hati menerima kekurangan anaknya namun tetep kasih Pho pengarahan untuk bisa ambil keputusan yang menurut Pho baik, adegan kekerasan fisik maupun mental (bullying) di sekolah dan socmed, dan adegan berantem anak-anak yang hobi tauran. Katanya sih di Thailand sana adegan-adegan di hormones ada yang dikritik terlau ekstreme buat ditonton sama remaja. Tapi para psikolog sana juga bilang kalo masalah kaya gitu justru harus diangkat dan dibahas, karena pada kenyataannya hal-hal ekstreme itu emang terjadi dan untuk amannya film ini emang dianjurkan ditonton didampingi orang tua.

Selanjutnya ada juga cerita tentang masalah anak-anak pinter yang selalu jadi murid teladan di sekolah. Tokoh Kwan dikenal paling teladan dikalangan guru dan murid, tapi walaupun dia murid teladan dating masa-masa dimana Kwan mulai bingung dan kehilangan arah, mulai bertanya-tanya kenapa dia harus rajin belajar, kenapa harus jadi murid nomor satu, kenapa harus jadi murid patuh, kenapa? Kenapa? Kenapa? Dan saat paling galau ketika kwan menemukan kenyataan bahwa selama ini dia ternyata putri dari seorang istri simpanan. Kwan mulai memberontak, mulai dari ikutan nyontek, kabur dari rumah dan main ke rumah mantan sahabatnya Sprite yang dulu dia jauhin karena dia anggap slut.  Tapi Kwan kembali jadi anak baik lagi setelah Sprite yang justru dia anggap murahan ngasih dia pengertian tentang hidup berdasarkan pengalaman Sprite sebagai anak dari orangtua single parents. (tuh kan guys, makannya jangan suka nge judge orang). Seru kan? Selain cerita yang diatas masih banyak lagi deh cerita tentang masalah remaja-remaja yang bener-bener emang terjadi. Kata anak anak di Thailand sih film ini dianggap ngerti mereka banget, mereka ngerasa tokoh-tokoh dan problem di film ini bener-bener mewakili perasaan para remaja di Thailand.

Sebenernya masih banyak tokoh sama karakter lain di film ini, silahkan nonton sendiri ya kalo mau tau lengkapnya. The Hormones yang gue tonton baru yang season 1 sih, katanya ada season 2 nya juga dan pastinya cerita season 2 tetep konsisten tentang mengeksplorasi masalah remaja, seks remaja dan kekerasan diantara remaja.  Film ini keren dan gue kasih 4 bintang. Kesimpulan dari film ini, sebagai orang dewasa terkadang kita (Kita???? cieee gue dewasaa) terkadang suka nganggep sepele sama masalah yang terjadi diantara anak-anak atau remaja, mikirnya ah apaan sih masalah anak ingusan. Padahal kenyataannya masalah remaja gak bisa dianggap enteng loh. Contohnya masalah bully, masalah tauran, masalah free seks, narkoba, masalah tekanan harus jadi anak hebat seperti keinginan orang tua. Dsb. Dsb. Orang tua kalo mau kata-katanya dipercaya sama anak-anak baiknya mulai dengan percaya dulu sama anak-anak mereka. Anak-anak itu belajar dari orang dewasa, jadi kalo gak mau anak-anak pada free seks, narkobaan, bunuh-bunuhan, dll dll dimulai dulu dari orang dewasanya yang juga jangan ngelakuin semua hal itu. Kita pengen anak-anak moralnya baik tapi orang dewasa di sekelilingnya yang kadang suka sok tau juga gak bermoral baik ya pegimana. Gitu deh inti dan pesan yang pengen disampaikan sama film ini menurut versi gue. Tarakdungces.

Okay segini dulu tentang film Hormones the Series. Selamat 
mencari kaset nya atau copy an nya, atau download an nya.

Langkah Pertama Nabil

Little Nabil and Dad
 Yang di foto itu Nabil dan Ayahnya. Nabil baru bisa berjalan. Baru dua hari yang lalu. Selama Nabil menikmati petualangan barunya dalam melangkahkan kaki, ayah Nabil selalu setia mengiringi. Tidak menuntun, hanya mengiringi, selalu siap menangkap tubuh mungil itu kalau-kalau terpeleset dan terjatuh. Nabil kecil baru bisa berjalan, begitu riang menikmati langkahnya, tidak perduli apa yang ada dihadapannya, batu, undakan, ditabraknya saja. Tapi Nabil tidak perlu khawatir, ayah selalu ada disampingnya, dibelakangnya, ditempat terdekat untuk menjangkaunya kalau Nabil terjatuh.  

 Dan akan selalu seperti itu hingga kita dewasa, seorang ayah akan selalu mengawasi kita, membiarkan kita menikmati petualangan baru namun tetap mengawasi kalau-kalau kita terjatuh, terjerumus, tersesat. Ayah yang selalu percaya bahwa kita bisa menjalani hidup dengan cara kita, namun tidak segan membantu dan memberi saran ketika kita merasa ada yang berjalan tidak seperti seharusnya. 
Ayah tidak memeluk seperti ibu, tidak mencium pipi setiap hari, tidak menggandeng tangan kita erat, selalu menyembunyikan air matanya. Tapi Ayah akan jadi orang yang paling pertama sigap untuk membantu kita dengan caranya.

 Kelak Nabil akan belajar berlari, belajar bersepeda, belajar naik motor, menyetir mobil, belajar mandiri, namun akan selalu ada disana, disampingnya, dibelakangnya, di kejauhan. Ayahnya, yang akan selalu mengamati dengan caranya, agar Nabil tetap berjalan melewati hidupnya dengan baik sampai di tujuan. Selamat melangkah ya Nabil kecil :*  

Tia dan Ilham


"Tiaa ayo serang akuuuuuuu" Teriak Ilham pada teman sepermainannya yang sibuk mengutak-atik tembakkan plastik ditangannya.
"Aku gak mau ah, Ilham curang mainnya. Aku kalah terus" Sahut Tia sambil cemberut.
"Yaudah yang sekarang Tia boleh menang deeeeehhh " Bujuk Ilham.

Saya tersenyum mendengar percakapan lugu Tia dan Ilham yang sedang asik bermain perang-perangan diatas gundukkan sirtu di halaman rumah. Percakapan lugu yang sudah semakin jarang terdengar karena semakin hari anak-anak lebih suka bermain ipad dengan bermacam-macam aplikasi serba pintar di dalamnya ketimbang  bergaul bersama teman-teman sebaya diatas gunung sirtu, bermain pasir, bermain karet, bermain gobak sodor, atau bermain petak umpet. 
Entah harus bangga atau prihatin melihat kenyataan dimana kebahagiaan dan keluguan anak-anak kecil pun harus tergeser dari dunia nyata kedalam dunia serba canggih. Dimana kebahagiaan tidak lagi sesederhana berlarian dibawah hujan sambil tertawa-tawa. Semoga keceriaan Ilham dan Tia bermain perang-perangan kelak tidak menjadi semakin langka.