Valentine For My Enemy


By.Sabrina
“Ngasih cokelat Valentine buat orang yang paling aku benci? Maksud kak Indi aku harus ngasih cokelat ke Lily. Si nenek rempong, sok cantik, nyebelin, egois, dan tukang gossip itu ? Ih, kak Indi gak masuk akal banget sih .” Rinda mencak-mencak setelah mendengar masukan kakaknya tentang apa yang harus ia lakukan untuk bisa mendapatkan cerita valentine paling berkesan yang akan ia tulis sebagai tugas bahasa Inggris dari tempat les.
“Loh, kan kamu minta ide sama kakak. Kalo menurut kakak sih itu berkesan loh Rin. Bayangin, cerita kamu bakalan beda dari cerita puya temen-temen kamu yang paling-paling Cuma bikin karangan tentang hari valentine yang mereka lewatin sama pacar, keluarga atau sahabat. Ya kan?”
“Tapi kan valentine emang hari kasih sayang kak indi cantiiik. Dan emang udah seharusnya kita lewatin sama orang-orang yang kita sayang.”
“Gak harus gitu juga Rinda jeleek. Valentine itu hari kasih sayang. Kamu bisa menciptakan kasih sayang dan membunuh satu-satu kebencian yang ada di sekeliling kamu. Dimulai dari si Lily. Kakak udah bosen dengerin kamu ngeluh soal musuh bebuyutan kamu itu tiap hari. Gak ada salahnya kan kamu nyoba buat berdamai. Ini moment yang pas loh Rin. Dan kalo itu berhasil kamu juga bakalan bisa dapet karangan yang bagus buat tugas kamu. Gimana?”
Kak Indi mengangkat sebelah alisnya dan  memandang Rinda penuh arti. Rinda tampak berfikir keras. Memikirkan betapa meggelikannya memberikan si Lily sebuah kado valentine. Tapi akhirnya Rinda mengangguk. Kak Indi bener sih, Rinda emang udah capek musuhan sama Lily dan dia pikir tidak ada salahnya ide ini dicoba.
**
Saat bel istirahat sekolah berbunyi, Rinda tidak langsung bergegas menuju kantin bersama dua sahabatnya Tyas dan Lulu. Rinda masih belum memberikan kado valentine yang ia siapkan untuk Lily. Rinda sendiri sudah menerima beberapa kado dan cokelat. Beberapa dari orang yang ia kenal. Beberapa dari pengagum rahasianya yang selalu memanfaatkan momen valentine untuk memberikan sebatang cokelat dan puisi untuknya. Rinda berdiri di depan kelas Lily sambil menimbang-nimbang kado kecil yang ia hias dengan pita berwarna biru. Warna kesukaan Lily. Membenci Lily membuat Rinda mengetahui banyak hal tentang anak itu. Rinda menghela nafasnya lalu berjalan masuk. Kelas Lily sepi, hanya ada Lukas yang sedang kelihatan sibuk mengerjakan PR di meja belakang. Rinda menyapa Lukas seadanya sambil memasukkan kado kecil itu ke dalam laci meja Lily. Setelah itu ia bergegas keluar kelas dan menyusul kedua sahabatnya di kantin.
**
Besoknya saat jam pulang sekolah, Rinda berjalan lesu keluar kelas. Seharian ini ia menunggu respon Lily atas kado yang kemarin  ia berikan kepada cewek nyebelin itu. Tapi Rinda akhirnya cuma bisa menelan kekecewaan dan menganggap ide Kak Indi gagal. Gak semua musuh bisa ditaklukin sama kebaikan. Buktinya Lily cool aja. Tapi di depan gerbang sekolah tiba-tiba Rinda dikejutkan oleh sebuah tepukan halus di pundaknya. Waktu Rinda menoleh, ia mendapati Lily berdiri disitu dan menyerahkan sebuah kotak berpita kepadanya sambil tersenyum. Setelah itu Lily pergi begitu saja. Rinda mematung sesaat sebelum membuka kado pemberian Lily. Sebuah gelang tangan cantik tergeletak di dalamnya bersama secarik kertas dengan tulisan tangan Lily. Rinda membaca tulisan itu dalam hati.
Hai Rinda. Makasih ya kadonya. Kamu tau gak? Itu satu-satunya kado valentine yang pernah aku dapetin selama ini. Aku gak nyangka itu datang dari kamu. Orang yang selama ini aku fikir paling benci aku. Aku tau aku nyebelin, mungkin karena itu aku gak punya banyak temen. Aku harap, kamu mau jadi sahabat pertama aku. Happy valentine  
Rinda menghela nafas lega. Entah kenapa hatinya terasa lapang setelah membaca surat dari Lily. Satu kebencian hilang menjadi sebuah rasa kasih sayang. Rinda pasti bisa mendapatkan nilai A untuk tugas menulisnya. Ah, tapi siapa yang perduli lagi tentang itu. Ia bahkan sudah merasa mendapat nilai lebih dari itu untuk pelajaran di hidupnya. Rinda jadi tidak sabar untuk ingin menceritakan hal ini kepada Kak Indi. **END

nb. Cerpen ini pernah gue kirim ke salah satu majalah remaja. Tapi ternyata belum dapet kesempatan buat di terbitin. But Its Oke. Namanya juga usaha. Semangka!!!

2 comments: